Nama : Tiara Iranasari
Kelas : 2PA08
NPM : 17512371
CONTOH
KASUSNYA :
Virus
Pornografi
Perkembangan
teknologi informasi yang paling nyata terasa memudahkan proses transfer
informasi adalah internet. Jika dahulu kita harus menunggu berhari-hari untuk
mengirimkan sebuah pesan melalui jalur pos, saat ini cukup dalam hitungan detik
dan hanya dengan sekali klik saja. Internet merupakan terobosan yang luar biasa
dalam sejarah hidup manusia. Sebuah kemudahan yang membuat ritme kehidupan
menjadi serba cepat. Sebuah inovasi yang merubah kehidupan bukan hanya dari
sisi ‘kecepatan’ saja tetapi juga berdampak pada pola interaksi manusia.
Dampak lain
dari internet adalah tidak terkontrolnya informasi yang bisa diterima siapa
saja. Siapapun yang bisa mengakses internet maka akan memiliki peluang untuk
‘dicemari’ oleh informasi yang tidak seharusnya. Tidak ada yang bisa mengontrol
konten apa saja yang diunggah ke internet. Tidak ada pula yang bisa mengontrol
siapa yang boleh atau tidak boleh membuka internet. Belum ada komputer yang
bisa mengidentifikasi penggunanya berdasarkan usia lalu senantiasa memblok
situs-situs dewasa agar ia tidak bisa mengaksesnya. Meskipun orang tua
menetapkan aturan, dalam waktu-waktu dimana anak tidak sedang dalam pengawasan,
tidak ada yang bisa memastikan apa yang bisa ia dapat dari internet.
Seminar yang
mengundang tema yang cukup ‘sexy’ ini diawali dengan penjabaran data mengenai
maraknya pornografi di internet. Inilah salah satu bukti ketidakmampuan kita
mengontrol konten yang ada di internet. Bahkan pornografi pun bisa menjadi
sebuah industri yang berjaya melalui internet. Sebuah fenomena yang sebenarnya
haram dan dianggap menjijikkan oleh sebagian besar orang, justru bisa menjadi
sangat produktif dan laku melalui internet. Mengapa? Karena internet bisa
diakses secara privat. Tidak ada yang melihat dan akhirnya tidak perlu khawatir
atau malu ketika siapapun mengakses pornografi darinya.
Dipaparkan
oleh ibu Elly Rusman, seorang psikolog anak, mengenai pola kehidupan yang
umumnya dialami oleh anak zaman sekarang. Orang tua sama-sama bekerja, rumah
yang difasilitasi dengan internet, pulang sekolah tidak ada siapa-siapa selain
pembantu, komputer disediakan di kamar, tidak ada yang memantau apa yang mereka
lakukan dengan komputer dan internet itu. Bahkan melalui handphone kini siapapun
bisa mengakses internet. Perangkat yang sifatnya personal itupun tidak bisa
dipantau 24 jam apa saja yang keluar masuk darinya. Dengan kata lain, anak-anak
memiliki peluang yang sangat luas untuk mengakses dunia maya yang sarat dengan
informasi yang tidak terkontrol itu.
Inilah
asal-muasalnya kecanduan pornografi pada remaja. Secara mengejutkan dipaparkan
bahwa hampir 70% remaja di Indonesia sudah pernah mengakses pornografi baik
melalui internet maupun media lainnya (majalah, DVD). Data yang dikumpulkan
dari anak usia 12-17 tahun itu cukup membuat peserta terkaget-kaget. Jadi dapat
dikatakan hampir semua anak dari peserta yang hadir sudah pernah mengakses
pornografi. Data lain yang cukup mengejutkan adalah bahwa Indonesia merupakan
uploader terbesar video porno anak di bawah umur! Bayangkan, di sebuah website
yang menjadi pool dari video-video tersebut terpampang ribuan anak SMP,
mengenakan seragam, sedang melakukan hubungan seksual. Lokasinya pun
bervariasi. Ada yang melakukannya di kamar hotel, di mobil temannya, di tangga
sekolah, dan semuanya direkam oleh teman sebayanya. Lalu ada pula anak SMP yang
berhubungan seks dengan supir jemputannya, dengan lelaki paruh baya, sesama
jenis, bahkan dengan binatang. Sangat mengejutkan memang, tapi itulah kenyataannya.
Website ini pun diakses oleh jutaan pengguna di seluruh dunia.
Fenomena
lain adalah pornografi yang berkedok website anak-anak. Ada sebuah website,
sebagai salah satu contoh, yang merupakan website paling sering diakses oleh
anak-anak. Tadinya website ini adalah sebuah website anime Jepang yang bernama
Naruto. Isinya gambar-gambar Naruto bertarung melawan musuh-musuhnya. Tapi ada
website lain dengan alamat yang mirip yang juga berisikan gambar-gambar Naruto
hanya saja bukan sedang melawan musuh, tetapi sedang berhubungan seksual dengan
karakter anime lainnya. Website ini memiliki angka akses yang cukup mengagumkan
dan bahkan sudah menjadi pembicaraan yang biasa saja di kalangan remaja.
Di samping
situs, pornografi juga berjangkit di dunia game online. Internet yang
memfasilitasi anak dengan berbagai game online. Mulai dari Counter Strike,
game-game lain dengan karakter berbusana sexy, tidak ada yang bisa menjamin
anak di bawah umur tidak memainkannya. Lebih parah lagi ada sebuah game online
bernama “Rape Play”, dimana dalam game tersebut pemain ditugaskan untuk
memperkosa perempuan sebanyak-banyaknya. Pilihan tindakan untuk aborsi atau
tidak pun ada dalam game ini. Bisa dibayangkan apa dampaknya bagi anak yang
memainkan game tersebut.
Penyebaran
virus pornografi ini sudah merebah-ruak di berbagai negara. Di Amerika sendiri,
menurut pemaparan Randy Hyde, anak-anak yang menderita adiksi terhadap
pornografi cukup banyak dan beberapa di antaranya berakhir dengan bunuh diri.
Mengapa? Karena adiksi itu membawa mereka ke sebuah kehampaan dan kehilangan
gairah hidup. Mereka tidak bisa mendapat pertolongan karena reaksi orang tua
yang umumnya menghakimi atau menghukum mereka padahal sebenarnya mereka memohon
pertolongan. Ini juga menjadi isu penting. Proses adiksi menghancurkan
jiwa-jiwa remaja dan bagaimana orang tua bersikap juga menjadi bagian dari
pembahasan yang hangat dalam sesi seminar ini.
Pikiran dan
Pornografi
“Every
thought has a consequence”, begitu kata Randy Hyde ketika mengawali
penjelasannya soal dampak pornografi. Lalu bagaimana jika “thought” tersebut
adalah pornografi? Bagaimana jika thought of pornography itu ada di benak
anak-anak atau remaja? What’s the consequence?
“Thought
creates feeling and feeling creates action”, begitu lanjut Mr. Hyde. Ketika
sesuatu masuk ke dalam pikiran kita, maka secara otomatis emosi kita akan
memberikan penilaian terhadap sesuatu tersebut. Misalnya sebuah gambar wanita cantik
dihadapkan pada kita dan informasi gambar tersebut masuk ke dalam pikiran.
Emosi kita akan menilai apakah gambar itu bagus atau tidak, apakah wanita itu
cantik atau tidak, sampai pada akhirnya bisa memunculkan niat untuk menjadi
seperti wanita cantik itu. Produk yang muncul adalah perilaku kita yang
mempercantik diri atau berdandan mirip dengan foto. Atau setidaknya cukup
sampai dengan keinginan untuk mengimitasi gaya wanita itu. Informasi itu hidup
dan menggerakkan kita. Lalu bagaimana jika informasi itu adalah pornografi?
Pornografi dapat membangkitkan rasa yang luar biasa. Bisa membangkitkan gejolak
yang membutakan dan pada akhirnya bisa memunculkan produk berupa perilaku yang
dilatarbelakangi oleh gejolak itu.
Adiksi
Merusak Otak
Apa itu
adiksi? Kecanduan. Lalu bagaimana mekanisme kecanduan itu terjadi di psikis
kita? Ada beberapa macam enzim yang dilepaskan oleh otak kita terkait dengan
rasa dan kenikmatan. Yang pertama adalah Dopamine. Ketika kita merasakan
sesuatu yang menyenangkan dopamine akan dilepaskan. Misalnya, ketika pagi hari
kita bangun tidur lalu mandi dan mencium aroma sabun mandi yang enak sekali,
maka sejumlah dopamine dilepaskan. Dopamine itulah yang membuat kita merasa
nikmat karena aroma tersebut. Lalu kita akan kembali ke situasi normal.
Kemudian ketika ke kantor kita bertemu dengan orang-orang yang ramah dan
menyenangkan. Sejumlah dopamine akan dilepaskan kembali.
Dalam
situasi normal kenaikan dan penurunan dopamine adalah seperti yang terlihat di
grafik di atas. Tingkat ini tidak mengganggu. Dopamine akan naik dan turun
tanpa mengganggu kesehatan atau kestabilan normal mental seseorang. Namun
keadaannya tidak demikian jika seseorang kecanduan akan sesuatu. Sebagai
contoh, ketika seseorang kecanduan Heroin, maka dopamine yang dilepaskan oleh
otak jumlahnya akan berkali lipat lebih besar dari jumlah normalnya. Dengan
demikian, sistem limbik di otak kita akan membentuk sebuah pola baru dimana ia
akan terbiasa dengan tingkat kesenangan yang sangat tinggi. Jika demikian, maka
tingkat kesenangan normal, seperti kesenangan akibat aroma sabun, keramahan
orang lain, atau makanan yang lezat, tidak akan terasa sama sekali. Pengguna
heroin akan terus menagih rasa senang yang sangat ‘tinggi’ itu dan merasa
sangat menderita ketika tidak mendapatkannya.
Hal yang
sama juga terjadi dengan adiksi terhadap pornografi. Sebuah kesenangan yang
melonjak tinggi, yang diperoleh dari gambar-gambar porno, video, dan lain-lain,
membuat dopamine yang dilepaskan dalam jumlah tinggi merubah sistem limbik di
otak kita. Akibat dari adiksi ini (dan juga adiksi apapun), akan berdampak pada
fungsi-fungsi otak yang lainnya seperti pengambilan keputusan dan beberapa
fungsi lainnya. Dengan adiksi ini, pecandu akan terus meminta sesuatu yang
lebih dan lebih sampai-sampai kehidupan normal yang tadinya sudah cukup
menyenangkan menjadi terasa hampa. Kondisi ini bisa mengarah pada depresi.
Menurut
DSM-IV, sebuah panduan pengukuran abnormalitas dalam psikologi, kecanduan
terhadap apapun terjadi melalui beberapa proses. Pertama-tama ketika mencoba,
seseorang akan merasakan gejolak yang sangat tinggi. Ketika ia mencobanya
berulangkali, maka lama-kelamaan rasa gejolak itu semakin melemah dan ia pun
menjadi terbiasa. Setelah terbiasa, maka orang tersebut akan meminta sesuatu yang
lebih tinggi lagi dampaknya dari yang sebelumnya, dan begitu seterusnya.
Sebagai contoh dalam pornografi. Awalnya ketika melihat gambar orang telanjang,
akan merasa sangat bergejolak. Tapi berulangkali melihatkan akan membuat orang
yang melihat terbiasa. Akhirnya ia pun menginginkan sesuatu yang lebih.
Meningkatlah pada video pornografi. Untuk beberapa waktu memang sensasi yang
dihadirkan video tersebut cukup menyenangkan, tetapi berulangkali melihat maka
akan terbiasa dan orang tersebut pun akan mencari yang lebih dari video. Dalam
interaksi lawan jenis juga begitu. Diawali dengan berpegang tangan sampai
akhirnya terbiasa. Lalu karena sudah terbiasa, maka ingin memegang yang lain
dan terus demikian.
Setelah
dopamine dilepaskan, enzim lainnya yang juga dilepaskan setelahnya adalah
Norephinephrine. Enzim ini berperan dalam hal mengingat sesuatu. Ketika kita
mengalami sesuatu yang menyenangkan maka dengan enzim ini kita akan
mengingatnya. Pengalaman dan rasa menyenangkan itu ‘diikat’ oleh enzim ini di
otak kita. Lalu enzim lainnya adalah serotonine yang berfungsi menghadirkan
rasa damai. Enzim ini dilepaskan setelah kita mencapai kepuasan tertentu.
Dalam
adiksi, enzim norephinephrine dan serotonine akan dilepaskan setelah kepuasan
puncak tercapai. Rasa damai itulah yang sebenarnya ‘dikejar’. Tuntutan yang
berlebih terhadap rasa damai ini, menurut penelitian yang dilakukan oleh Don
Hilton, dapat merukan sejumlah bagian depan otak yang berkaitan dengan fungsi
pengambilan keputusan, rasio, act of will, dan disiplin diri.
Beberapa
kasus yang cukup parah diungkapkan oleh Mr. Hyde. Seorang remaja mengalami
adiksi pornografi dan memulai dengan berhubungan seksual dengan lawan jenisnya.
Lama-kelamaan ia sudah tidak lagi merasakan kenikmatan, ia pun mencoba
berhubungan dengan sesama jenis. Lama-kelamaan hal itupun sudah tidak
menyenangkan lagi dan ia pun sampai mencoba berhubungan seksual dengan
binatang. Setelah semuanya ia coba dan dirinya masih juga menagih sesuatu yang
lebih besar, hidup terasa hampa dan juga mengalami depresi, akhirnya anak
tersebut melakukan bunuh diri.
Kasus lain,
seorang anak mengalami adiksi pornografi dan berusaha mencari pertolongan. Ia
pun berusaha mengkomunikasikan penderitaannya itu kepada sang Ibu namun
mendengar anaknya melakukan sesuatu yang tidak senonok, ia pun marah dan
mengancam akan memotong penis sang anak apabila ia masih melakukan hal itu. Dua
tahun kemudian sang anak pun memotong penisnya sendiri.
Fakta
Pornografi
Pornografi
sering diterjemahkan sebagai gambar-gambar vulgar, video seks, atau perilaku
yang sifatnya menyentuh bagian tubuh tertentu. Makna sebenarnya dari pornografi
bukanlah demikian. Foto, video, dan perilaku itu hanyalah media pornografi
sementara yang menjadi adiksi dari pornografi itu sendiri adalah sensasi yang
dihadirkan oleh media-media tersebut. Bukan gambar wanita telanjang yang
menjadi masalah, tetapi rasa yang dihadirkan ketika melihat gambar tersebut.
Sama halnya dengan kokain. Pecandu kokain tidak memuja kokain karena ia adalah
serbuk putih yang cantik dan indah, tetapi karena rasa yang bisa dihadirkan
oleh serbuk putih tersebut.
Pornografi
adalah imajinasi. Semua yang terlihat di media pornografi adalah hasil rekayasa
dan dibuat sedemikian rupa sehingga membangkitkan gairah yang tidak bisa
ditolak atau dilawan. Ada kasus, seorang suami yang kecanduan pornografi
padahal istrinya sangat cantik dan bertubuh indah. Yang menjadi masalah
bukanlah ia merasa istrinya kurang cantik tapi karena tuntutan dopamine yang
menginginkan sesuatu yang lebih dari sekedar istri yang cantik. Banyak wanita
berpikir jika pasangannya melihat pornografi maka ia merasa dikhianati.
Suaminya tidak memuja wanita dalam media pornografi yang ia lihat, tapi ia
menikmati sensasi yang hadir karenanya. Hal ini perlu dipahami untuk mengerti
lebih jauh tentang adiksi terhadap pornografi.
Mengenali
Adiksi Pornografi
Di negara
yang menganut agama cukup kuat atau pada dunia anak dimana masih ada rasa takut
yang cukup tinggi ketika mereka melanggar hal-hal yang sebenarnya tidak boleh
mereka lakukan, pornografi merupakan sesuatu yang salah dan harus
disembunyikan. Ketika mereka melihat pornografi sekali saja, mereka tentu tidak
ingin mengatakan hal tersebut pada orang tua mereka. Apalagi ketika mereka
telah kecanduan. Dengan dasar ini kita bisa merumuskan sejumlah tanda-tanda
kecanduan pornografi sebagai berikut.
Menarik diri
dari pergaulan.Karena rasa bersalah atau malu, anak yang kecanduan pornografi
akan lebih menarik diri dari pergaulan. Mereka akan lebih banyak menghabiskan
waktu sendirian dan sangat sensitif tentang privasi mereka. Sikap ini dapat
berwujud dalam tindakan tidak mengizinkan siapapun masuk ke kamar mereka atau
berlama-lama di dalamnya.
Cara mereka
melihat wanita / lawan jenis.Ketika memandang wanita mereka akan lebih terfokus
pada anggota tubuhnya. Memang agak sulit melihat gejala ini, akan tetapi jika
diperhatikan baik-baik maka perilaku seperti ini dapat dikenali.
DepresiAdiksi
ini menyiksa mereka. Mereka pun akan lelah karena harus terus menutupi
kebiasaan yang mereka nilai buruk ini. Dengan demikian mereka akan lebih mudah
tersinggung dan marah, tidak suka ditanya soal dirinya dan sering tidak mau
diganggu. Mereka pun akan lebih menyendiri dan memiliki kepercayaan diri yang
menurun, serta menjadi pemurung.
Cara
berbicara yang menggunakan kata-kata tidak senonoh.Bisa juga dengan
memperhatikan cara mereka berbicara dengan teman-temannya. Apakah menggunakan
kata-kata yang sifatnya seksual dan seberapa sering mereka menggunakannya. Ini
bisa menjadi indikator.
Memeriksa
history alamat situs komputer Anda.Cara ini untuk mencari tahu seberapa jauh
akses anak terhadap pornografi.
Memeriksa
SMS.Seringkali anak yang kecanduan ber-SMS dengan teman-temannya dengan
menggunakan kata-kata yang tidak senonoh atau mengarah pada seksualitas.
Bertanya.Cara
yang paling baik menurut Mr. Hyde adalah hanya dengan menanyakan kepada anak.
Bukan dalam suasana yang menghakimi tapi dalam sebuah obrolan hangat. Tanyakan
seberapa kenalkah anak dengan pornografi dan jangan lantas marah. Mereka bisa
jadi dikenalkan dan bukan mencari pornografi sendiri. Beritahu dengan baik dan
penuh kasih sayang mengenai mengapa mereka tidak boleh mengakses pornografi.
Hal ini akan membangun kepercayaan anak pada kita dan memperkuat hubungan orang
tua dan anak.
Menangani
Adiksi Pornografi Pemahaman dasar yang harus dipahami terlebih dahulu oleh
semua oang tua adalah bahwa ADIKSI
TERHADAP PORNOGRAFI MENYIKSA MENTAL ANAK. Anak yang mengalami adiksi akan
sangat ingin berhenti namun terus saja gagal tanpa bantuan. Pemahaman ini
memang sangat sulit untuk diinternalisasikan karena begitu banyak nilai-nilai
susila dalam benak kita yang secara otomatis menolak pornografi sehingga sangat
wajar ketika orang tua mengetahui anaknya bersentuhan dengan pornografi, reaksi
yang pertama muncul adalah amarah luar biasa. Faktanya, hukuman dan amarah TIDAK MENYELAMATKAN anak dari
adiksinya. Penerimaan merupakan kunci yang paling awal. Orang tua harus
membenahi persepsi mereka tentang adiksi dan jangan serta-merta melihatnya
hanya sebagai sebuah kesalahan, sebuah dosa, sebuah hal yang menjijikkan.
Persepsi dan sikap yang harus menjadi landasan awal adalah bahwa anak perlu
pertolongan dan mereka hampir putus asa menolong dirinya sendiri. Mr. Hyde
mengatakan bahwa tidak ada orang yang membenci adiksi selain orang yang
kecanduan itu sendiri. Anak yang kecanduan pornografi benci akan kencanduannya
dan sangat ingin keluar darinya. Ia tersiksa diperbudak oleh adiksi dan
merasakan kehampaan dalam hidup. Mereka depresi dan tanpa pertolongan, mereka
bisa mengambil keputusan yang salah. Kasih sayang adalah obat yang paling
manjur. Sejumlah sekolah sert-merta men-DO siswanya yang tertangkap melakukan
hal yang sifatnya pornografi, padahal itu tidak menyelesaikan masalah. Itu akan
mempermalukan sang anak dan ia akan semakin menutup diri sehingga semakin sulit
untuk menolongnya. Hukuman dan amarah hanya akan menambah siksaan. Pertolongan
dan kasih sayang lah yang menyelamatkan. Kita tidak akan bisa melindungi anak
dari media dan hal-hal yang beredar dalam media tidak dapat kita kontrol.
Kadang pornografi muncul secara tersirat kadang terang-terangan. Oleh karena
itu kita harus bisa membekali anak agar tidak digoyahkan atau hanyut oleh apa
yang disajikan media. Caranya adalah dengan kejujuran. Katakan pada anak dengan
jujur tentang seks, tentang kekhawatiran kita, tentang dampak yang bisa mereka
peroleh dari sebuah keputusan yang salah Mr. Hyde mengatakan bahwa ia berbicara
pada anaknya tentang seks. Beliau mengatakan bahwa seks memang sangat enak,
tetapi hanya jika dilakukan di saat yang tepat. Beliau menganalogikannya dengan
mobil. Mana yang lebih baik, mendapat mobil rongsokan hari ini yang bisa
membahayakanmu, atau menunggu beberapa tahun untuk mendapat sebuah Porche?
Menerima mobil rongsokan hari ini hanya akan membuat kita lelah dan terancam
bahaya. Pada akhirnya kita tidak akan pernah merasakan nikmatnya membawa mobil.
Tapi jika ingin menunggu, maka kenikmatan yang akan kita dapatkan pun akan
sangat luar biasa. Beliau juga menjelaskan tentang kaitan hubungan seksual
dengan cinta dan komitmen. Seks akan terasa sangat nikmat jika diiringi dengan
cinta dan komitmen. Kenikmatan yang disajikan oleh media pornografi manapun
tidak akan bisa menandingi rasa damai yang hadir dari kepuasan seks yang
diiringi cinta dan komitmen. Seks juga akan semakin luar biasa ketika
berdampingan dengan nilai spiritual kita. Melakukan seks tanpa takut dosa
sehingga rasa yang hadir pun menjadi sangat mendamaikan jiwa. Hal sederhana
yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah adiksi pornografi adalah dengan
menunjukan ekspresi cinta dan kasih sayang antara satu sama lain di depan
anak-anak. Bukan melakukan kegiatan seksual di depan anak, tapi menunjukan
cinta dalam kata-kata, ketika berbicara dengan suami atau istri, saling
tersenyum, mengecup dahi, dan mengatakan betapa sebagai pasangan mereka saling
mencintai. Ini akan membangun sebuah nilai di benak anak mengenai hubungan yang
benar antara 2 orang manusia. Mereka akan menginginkan hal itu dan akan merasa
jijik ketika melihat aksi pornografi yang sifatnya seperti ‘binatang’. Anak
yang sudah terlanjur adiktif, harus dibantu dengan kasih sayang dan kesabaran.
Butuh waktu bagi mereka untuk kembali menormalkan dopamine mereka. Butuh
latihan untuk menjadi bisa dan sebagai orang tua, kita harus selalu siap
mendampingi. Izinkan anak berbicara dengan leluasa tentang penderitaannya dan
hargai perasaannya. Jangan menghakimi atau menghukum, tapi bantu. Jika orang
tuanya tidak membantu, maka ia pun bisa mencari bantuan dari tempat yang salah,
yang bukannya menyelamatkan, tetapi semakin membahayakan.
:: sumber :
http://0penview.wordpress.com/2010/10/07/resume-mengenali-dan-mengatasi-adiksi-pornografi-pada-anak-dan-remaja/
http://sandyajizah.blogspot.com/2013/01/addiction.html
:: sumber :
http://0penview.wordpress.com/2010/10/07/resume-mengenali-dan-mengatasi-adiksi-pornografi-pada-anak-dan-remaja/
http://sandyajizah.blogspot.com/2013/01/addiction.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar